Banyuwangi – Lapas Kelas IIA Banyuwangi menggelar panen raya padi di lahan Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE), Selasa (10/6/2025). Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya pembinaan warga binaan sekaligus mendukung program ketahanan pangan nasional.
Kepala Lapas Banyuwangi, I Wayan Nurasta Wibawa, mengatakan bahwa lahan seluas 2 hektare yang digunakan merupakan hibah dari Pemkab Banyuwangi pada 2020 lalu. Lahan ini ditanami padi jenis Inpari 32, yang cocok dengan karakteristik tanah liat berpasir di lokasi tersebut.
“Penanaman dilakukan pada 27 Februari 2025, dan hari ini genap empat bulan. Kami perkirakan panen kali ini bisa menghasilkan 6–7 ton padi,” kata I Wayan dalam sambutannya.
Ia menambahkan, proses pengolahan lahan dilakukan oleh lima warga binaan yang telah memenuhi syarat untuk program asimilasi. Mereka bekerja mulai pukul 08.00 WIB hingga sore hari, bahkan kadang sampai malam demi menjaga tanaman dari serangan hama dan burung.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Kantor Wilayah Dirjen Pemasyarakatan Jawa Timur, Kadiyono. Ia menyebut panen raya ini merupakan implementasi dari Asta Cita Presiden Prabowo, terutama poin kedua tentang swasembada pangan, serta bagian dari 13 program akselerasi Menteri Hukum dan HAM.
“Kami berterima kasih kepada Pemkab Banyuwangi atas dukungan lahannya yang sangat strategis dan berkualitas. Ini bukti nyata kolaborasi antara Pemasyarakatan, pemerintah daerah, dan aparat penegak hukum bisa menghasilkan program positif seperti ini,” ujar Kadiyono.
Kadiyono menegaskan, kegiatan pemasyarakatan tak akan berjalan maksimal tanpa dukungan berbagai pihak, termasuk TNI dan Polri untuk aspek pengamanan.
“Lapas tak hanya tempat pembinaan, tapi bisa jadi unit produktif yang menyuplai bahan pangan. Kalau dikelola serius, kita bisa bantu Indonesia capai swasembada pangan tanpa impor,” tambahnya.
Selain sebagai sumber pangan, Kadiyono menyebut pemandangan sawah di dalam Lapas juga bisa menjadi media relaksasi bagi para petugas dan warga binaan. (amn)